Saturday, December 5, 2009

PROSEDUR PEMASANGAN INFUS DAN TRANFUSI

Teknik
Pemasangan Infus
Pemberian Cairan
Intravena
Tujuan Utama Terapi
Intravena:
1. Mengembalikan
dan
mempertahankan
keseimbangan
cairan dan
elektrolit
tubuh
2. Memberikan
obat-obatan
dan
kemoterapi
3. Transfusi darah
dan produk
darah
4. Memberikan
nutrisi
parenteral
dan
suplemen
nutrisi
Keuntungan dan
Kerugian Terapi
Intravena
Keuntungan:
* Efek terapeutik
segera dapat
tercapai karena
penghantaran
obat ke tempat
target
berlangsung
cepat.
* Absorsi total
memungkinkan
dosis obat lebih
tepat dan terapi
lebih dapat
diandalkan
* Kecepatan
pemberian
dapat dikontrol
sehingga efek
terapeutik dapat
dipertahankan
maupun
dimodifikasi
* Rasa sakit dan
iritasi obat-obat
tertentu jika
diberikan
intramuskular
atau subkutan
dapat dihindari
* Sesuai untuk
obat yang tidak
dapat diabsorbsi
dengan rute lain
karena molekul
yang besar,
iritasi atau
ketidakstabilan
dalam traktus
gastrointestinalis
Kerugian:
* Tidak bisa
dilakukan “drug
Recall” dan
mengubah aksi
obat tersebut
sehingga resiko
toksisitas dan
sensitivitas
tinggi
* Kontrol
pemberian yang
tidak baik bisa
menyebabkan
“ speeed
Shock”
* Komplikasi
tambahan dapat
timbul, yaitu:
§
Kontaminasi
mikroba
melalui
titik
akses
ke
sirkulasi
dalam
periode
tertentu
§ Iritasi
Vaskular,
misalnya
phlebitis
kimia
§
Inkompabilitas
obat
dan
interaksi
dari
berbagai
obat
tambahan
Peran Perawat Dalam
Terapi Intravena
* Memastikan
tidak ada
kesalahan
maupun
kontaminasi
cairan infus
maupun
kemasannya
* Memastikan
cairan infus
diberikan secara
benar (pasien,
jenis cairan,
dosis, cara
pemberian dan
waktu
pemberian)
* Memeriksa
apakah jalur
intravena tetap
paten
* Observasi
tempat
penusukan
(insersi) dan
melaporkan
abnormalitas
* Mengatur
kecepatan
tetesan sesuai
dengan instruksi
* Monitor kondisi
pasien dan
melaporkan
setiap
perubahan
Persiapan Infus dan
Insersi Kateter pada
Vena Perifer
Persiapan Pasien
* Periksa rekam
medis untuk
mengetahui
riwayat
penyakit, alergi
dan rencana
perawatan
* Periksa ulang
perintah dokter
mengenai cairan
yang harus
diberikan dan
kecepatan
tetesan.
* Edukasi
( pendidikan)
pasien
mengenai:
§ Arti
dan
tujuan
terapi
intravena
(I.V)
§ Lama
terapi
intravena
§ Rasa
sakit
sewaktu
insersi
(penusukan)
§
Anjuran:
-
Laporkan
ketidaknyamanan
setelah insersi
(penusukan)
-
Laporkan jika kecepatan
tetesan berkurang atau
bertambah
Larangan:
-
Mengubah/ mengatur
kecepatan tetesan yang
sudah diatur
dokter/perawat
- Menarik,
melepaskan, menekan,
menindih infus set
- Sesuai
intuksi dokter, misalnya
larangan berjalan
Persiapan Peralatan
* Alat
Alat untuk kateter
I.V. / Venocath
Prinsip: Pilih alat
dengan panjang
terpendek, diameter
terkecil yang
memungkinkan
administrasi cairan
dengan benar
Lihat: Pedoman
ukuran jarum kateter
dibawah ini:
Ukuran 16
Guna: – Dewasa
-
Bedah Mayor, Trauma
-
Apabila sejumlah besar
cairan perlu diinfuskan
Pertimbangan
Perawat: – Sakit pada
insersi
- Butuh vena besar
Ukuran 18
Guna: - Anak dan
dewasa
- Untuk
darah, komponen darah,
dan infus kental lainnya
Pertimbangan
Perawat: – Sakit pada
insersi
- Butuh vena besar
Ukuran 20
Guna: – Anak dan
dewasa
-
Sesuai untuk
kebanyakan cairan infus,
darah,
komponen darah, dan
infus kental lainnya
Pertimbangan Perawat:
umum
dipakai
Ukuran 22
Guna: – Bayi, anak,
dan dewasa (terutama
usia lanjut)
- Cocok
untuk sebagian besar
cairan infus
Pertimbangan Perawat:
- Lebih mudah untuk
insersi ke vena yang
kecil, tipis dan rapuh
- Kecepatan
tetesan harus
dipertahankan lambat
- Sulit insersi
melalui kulit yang keras
Ukuran 24, 26
Guna: –
Nenonatus, bayi, anak
dewasa (terutama usia
lanjut)
-
Sesuai untuk sebagian
besar cairan infus, tetapi
kecepatan tetesan lebih
lambat
Pertimbangan
Perawat:
- Untuk vena yang
sangat kecil
- Sulit insersi
melalui kulit keras
* Paket I.V line
yang berisi:
torniquet, kasa
alkohol,
povidone-iodine
(alkohol 70 %),
pisau cukur,
kasa steril,
plester, perban
* Label
* Papan untuk
lengan
* Alas/perlak
* Alat untuk
menggantung
cairan infus
* Sarung tangan
untuk mencegah
kontaminasi dari
darah dan cairan
tubuh pasien
2. Cairan
* Pastikan
kemasan dan
tipe cairan
sesuai instruksi
dokter
* Periksa
kejernihan,
kadaluarsa,
kebocoran
… cairan
bervariasi dalam warna,
tetapi tidak pernah
tampak
berawan, keruh atau
separated
… JIKA RAGU
JANGAN DIPAKAI…..!
* Dicantumkan
informasi: nama
perawat, nama
pasien, nomor
identifikasi
pasien, nomor
kamar, tanggal
dan jam
pemasangan
infus, tambahan
obat, no urut
kemasan
3. Infus Set
- Sesuai untuk
pasien dan kemasan
cairan yang akan dipakai
- Tidak ada retak,
lubang atau bagian yang
hilang
1. Infusion pump atau
infusion
controller,
jika
diperlukan
Pemilihan Tempat Insersi
Petunjuk Umum:
* Vena yang
terlihat jelas
bukan berarti
vena yang
terbaik
* Pastikan
tempat insersi
dirotasi.
Frekuensi rotasi
tergantung
bahan kateter:
- Kateter
Teflon atau Vialon perlu
diganti setiap 48-72 jam
- Kateter
Aguavene dapat
dipertahankan lebih lama
- Kateter
yang terpasang lebih dari
72 jam perlu diberi
alasan yang
didokumentasikan dalam
catatan perawatan
pasien
* Tempat insersi
perlu diganti jika
terjadi
kemerahan,
edema, nyeri
tekan, atau
filtrasi
* Pedoman
pemilihan
vena ”
- Gunakan
vena-vena distal terlebih
dahulu
- Gunakan
lengan pasien yang tidak
dominan
- Pilih vena-
vena diatas area fleksi
- Pilih vena
yang cukup besar untuk
aliran darah adekuat ke
dalam kateter
- Palpasi vena
untuk tentukan
kondisnya.
Selalu pilih vena
yang lunak,
penuh dan yang
tidak tersumbat
- Pastikan lokasi
yang dipilih tidak
akan
mengganggu
aktivitas pasien
sehari-hari
- Pilih lokasi
yang tidak akan
mempengaruhi
pembedahan
atau prosedur-
prosedur yang
akan
dilaksanakan
- Vena-vena
superficial yang
sering
digunakan untuk
infus IV pada
bayi, anak dan
dewasa
A. Bagian atas
tangan
- Metacarpal Veins
-
Dorsal Venous Arch
-
Cephalic Vein
-
Basilic Vein
B. Bagian bawah
tangan
-
Median antebrachial vein
-
Accessory Cephalic Vein
-
Median cuboital vein
-
Cephalic Vein
A. Membersihkan
Tempat Insersi
Cuci tangan, lalu
pakai sarung tangan
Jika perlu, jepit
rambut diatas insersi
agar vena lebih jelas
dan untuk
mengurangi rasa
sakit sewaktu plester
dilepas
Jangan mencukur,
karena mencukur
dapat menggores
kulit, menimbulkan
iritasi jika terkena
povidone-iodine/
alkohol dan
menimbulkan resiko
infeksi.
Bersihkan dengan
larutan povidone
iodine (atau alkohol
70 % jika alergi
terhadap iodine)
B Menstabilkan
Vena
Bila pasien
kedinginan/ badan
dingin/ pre-syok
gunakan penghangat
Untuk memperbesar
vena dapat
digunakan posisi
yang ditusuk lebih
rendah daripada
jantung. (Jika perlu
gunakan manset
tensimeter)
Pukul-pukul vena
dengan lembut
Pasien diminta untuk
membuka dan
menutup kepalan
tangan
C Berikan anastesi
lokal bila perlu
* Siapkan alat-
alat,lalu
dekatkan ke
pasien
* Cuci tangan lalu
gunakan sarung
tangan
* Pilih vena yang
paling baik
* Jika perlu, jepit
rambut yang
ada, agar vena
terlihat jelas dan
mengurangi
sakit jika plester
dilepaskan
* Bersihkan area
insersi dengan
gerakan
melingkar dari
pusat keluar
dengan larutan
antiseptik dan
biarkan
mengering
* Pasang
torniquet 4-6
inci diatas
tempat insersi
* Fiksasi vena;
letakkan ibu jari
anda diatas
vena untuk
mencegah
pergerakan dan
untuk
meregangkan
kulit melawan
arah penusukan.
* Tusuk vena;
pegang tebung
bening kateter,
bukan pusatnya:
- Metode
langsung: tempatkan
bevel jarum mengarah
ke atas dengan sudut
30-40 0 dari kulit pasien.
Tusukan searah dengan
aliran vena: rasakan
‘letupam’ dan lihat
adanya aliran darah.
Tehnik Pemasangan
Infus
metode tidak langsung:
tusuk kulit disamping
vena, kemudia
arahkan kateter untuk
menembus sisi samping
vena sampai
terlihat aliran balik
darah.
* Rendahkan
jarum sampai
hampir sejajar
dengan kulit
* Dorong kateter
ke dlam vena
kira-kira ¼ – ½
inci sebelum
melepaskan
stylet (jarum
penuntun), dan
dorong kateter
* Lepas
torniquet dan
tarik stylet
* Pasang ujung
selang infus
atau tutup
injeksi
intermitten
* Fiksasi kateter
dan selang IV
(lihat macam-
macam fiksasi)
* Atur kecepatan
tetesan infus
sesuai instruksi
dokter
* Pasang balutan
steril
* Label dressing
meliputi tanggal,
jam, ukuran
kateter dan
inisial/nama
pemasang
* Lepas
sarungtangan
dan cuci tangan
* Rapikan alat-
alat
Tehnik Fiksasi
* Metode
Chevron
- Potong plester
ukuran 1,25 cm,
letakkan
dibawah hub
kateter dengan
bagian yang
berperekat
menghadap ke
atas.
- Silangkan
kedua ujung
plester melalui
hub kateter dan
rekatkan
pada
kulit pasien
- Rekatkan
plester ukuran 2,5 cm
melintang diatas sayap
kateter dan
selang infus untuk
memperkuat, kemudian
berikan label
* Metode U
- Potong plester
ukuran 1,25 cm dan
letakkan bagian yang
berperekat dibawah
hub kateter
- Lipat setiap
sisis plester
melalui sayap
kateter, tekan
kebawah
sehingga paralel
dengan hub
kateter
- Rekatkan
plester lain diatas
kateter untuk
memperkuat.
Pastikan kateter
terekat sempurna dan
berikan label
* Metode H
- Potong plester
ukuran 2,5 cm tiga buah.
Rekatkan plester
pada sayap kateter
Dokumentasi Terapi
Intravena
Inisiasi:
1. Ukuran dan tipe
peralatan
2. Nama petugas yang
melakukan insersi
3. Tanggal dan jam
insersi
4. Tempat insersi IV
5. Jenis cairan
6. Ada tidaknya
penambahan obat
7. Kecepatan tetesan
8. Adanya pemakaian
alat infus elektronik
9. Komplikasi, respon
pasien, intervensi
perawat
10. Pasien mengerti
tindakan yang
dilakukan
terhadapnya
Maintenance
1. Kondisi tempat
insersi
2. Pemeliharaan tempat
insersi
3. Pergantian balutan
4. Pemindahan tempat
insersi
5. Pergantian cairan
dalam infus set
6. Pasien mengerti
tindakan yang
dilakukan
terhadapnya.
Penghentian
1. Jam dan tanggal
2. Alasan dihentikan
terapi IV
3. Penilaian tempat
insersi sebelum dan
sesudah alat
dilepaskan
4. Reaksi dan
komplikasi yang
terjadi pada pasien,
serta intervensi
perawat
5. Kelengkapan alat
akses vena sesudah
dipasang
6. Tindaklanjut yang
akan dilakukan (mis:
memakai perban
untuk tempat insersi,
atau melakukan
inisiasi di tungkai
yang baru)
* Tipe vena yang
harus dihindari:
1. Vena yang telah
digunakan
sebelumnya
2. Vena yang telah
mengalami infiltrasi
atau phlebitis
3. Vena yang keras dan
sklerotik
4. Vena-vena dari
ekstremitas yang
lemah secara
pembedahan
5. Area-area fleksi,
termasuk antekubiti
6. Vena-vena kaki
karena sirkulasi
lambat dan
komplikasi lebih
sering terjadi
7. Cabang-cabang vena
lengan utama yang
kecil dan berdinding
tipis
8. Ekstremitas yang
lumpuh setelah
serangan stroke
9. Vena yang memar,
merah dan bengkak
10. Vena-vena yang
dekat dengan area
yang terinfeksi
11. Vena-vena yang
digunakan untuk
pengambilan sampel
darah laboratorium
Cara Penusukan Cairan
dengan Infus Set
* kemasan infus
set
* Putar klem
pengatur
tetesan sampai
selang tertutup
* Pertahankan
sterilitas
penusuk botol
* Buka penutup
botol dengan
tehnik aseptik
atau antiseptik
* Perhatikan
arah menarik
penutup
* Tusukkan
ujung penusuk
infus set ke
botol secara
tegak lurus
dengan
menerapkan
tehnik aseptik.
Jangan diputar
* Bila
menggunakan
botol gelas,
pasang jarum
udara
* Tekan chamber
sampai cairan
terisi setengah
* Naikkan ujung
infus set sejajar
chamber
* Putar klem
pengatur
tetesan
perlahan supaya
udara mudah
keluar
* Jarak botol
dengan IV
catheter
minimal setinggi
80 cm
3 Resi

No comments:

Post a Comment